Apa Itu Penyakit Jiwa "Social Climber"?
-
26 Apr 2017
Trend
sekarang, ramai yang berpura-pura menjadi orang kaya, tayang barang-barang yang
nampak gah dan mewah di media sosial. Namun disebalik semuanya, kehidupan mereka
dari kalangan ini biasa-biasa sahaja. Tujuan utama adalah untuk meraih
perhatian semua yang berada di media sosial agar statusnya nampak glamour dan
hebat. Ini adalah salah satu penyakit 'kejiwaaan' di alaf baru. Sekiranya tidak
ditangani dengan bijak, perkara ini akan terus melarat dan mereka ini akan
terus hanyut dibuai khayalan dan imaginasi mereka sendiri, tanpa mereka sedar
, mereka berpijak di alam realiti. Semuanya semata-mata ingin mendapatkan kepuasan apabila perkara yang ditayangkan mendapat pujian dan perhatian orang ramai. Artikel yang sangat bagus dikongsikan dari Mingguan Wanita. Mari kita cuba audit diri kita, adakah kita termasuk dalam golongan ini. Renung-renungkan.
-Admin-
Kredit : MingguanWanita
Oleh:Nadia Mohamad
Anda ada kawan yang sukanya hobi
pamer barang-barang berharganya di media sosial? Saat beli handbag baru dia
tunjuk, Hp baru terus tunjuk, sepatu baru tunjuk lagi, atau saat berada di
suatu tempat mewah dia tunjuk juga. Makan di restoran mahal tunjuk, tengok
wayang terbaru tunjuk, malah sampai ke toilet Mall pun dia tunjuk dengan
memasukkan foto di depan cermin.
Lebih parahnya lagi, keadaan yang
realitinya tidaklah sehebat dengan apa yang dia tunjuk di media sosial. Jika di
media sosial ia mempamerkan barang mewah dan kehidupan glamour, namun
kenyataannya dia bukanlah seorang yang kaya. Bahkan cenderung dari golongan
menengah ke bawah.
Apa
itu penyakit jiwa social climber?
Untuk golongan ini biasanya
disebut dengan istilah Social Climber. Social climber pada dasarnya merupakan
perilaku seseorang yang dilakukan untung 'menaikkan' status sosialnya. Ia
sanggup buat macam-macam agar dapat tarik perhatian status sosial lebih tinggi
dari status yang sebenarnya.
Biasanya orang yang mengidap
perilaku social climber gaya hidupnya cenderung glamour dan selalu ingin
terlihat mewah. Sebab dengan gaya hidup seperti itu, ia ingin menyatakan jika
dia termasuk orang kaya, meskipun kondisi yang sebenarnya tidak seperti yang ia
pamerkan di media sosial.
Sebenarnya tak ada yang salah jika
ingin dianggap golongan seorang kaya, namun bagi para social climber, dia
sanggup buat macam-macam demi tarik perhatian. Para social climber ingin nampak
kaya dengan tidak melalui sebuah proses terlebih dahulu untuk benar-benar
menjadi orang kaya. Malah boleh melakukan apa saja agar mendapatkan kelas
sosial.
Biasanya golongan social climber
akan merasa tidak senang duduk, tidak percaya diri, dan jadi takut tidak
diterima di kalangannya apabila tidak tampil glamour. Akibatnya seboleh mungkin
dengan berbagai cara ia lakukan agar tampil mewah.
Bahaya
ke penyakit social climber?
Tentu! Social climber merupakan
benih penyakit kejiwaan yang sangat berbahaya. Sekali lagi nak tegaskan, para
social climber boleh melakukan apa saja agar hidupnya nampak memiliki status
sosial yang tinggi dengan hal yang praktis dan tidak melalui proses.
Dari point tersebutlah para
penderita social climber boleh melakukan hal-hal negatif sekalipun agar ia
boleh tampil mewah. Misalnya, pegawai negeri golongan I mengimpikan hidup
dengan rumah megah, keretamewah, barang-barang keseharian yang berharga puluhan
sampai ratusan juta, tentu gaji dari menjadi PNS tidak boleh mencukupi, dan
jalan pintasnya kemungkinan membuat pinjaman melampau dan mengambil hak orang!
Akibat para social climber yang
nak nampak kaya namun tidak mahu melalui proses, mereka sanggup buat menipu
untuk hidup mewah. Haa... ini yang jadi kes sanggup mencuri, berhutang dan
akhirnya JERAT diri sendiri!
Nak jadi orang kaya memang tidak
ada salahnya, namun harus melalui proses dan perjuangan (BERUSAHA) terlebih
dahulu. Lagi pun andai kata wang berlimpah, bukankah dengan hidup sederhana
akan lebih tenang?
Tampillah apa adanya, tidak perlu
membohongi diri sendiri. Syukuri apa yang kamu miliki saat ini, sebab dengan
bersyukur kita akan merasa cukup dan puas dengan apa yang ada di hidupmu selama
ini.
No comments
Post a Comment